Wednesday, June 6, 2012

Perkusi

Sejarah
Antropolog dan sejarawan umumnya berpendapat instrumen musik perkusi merupakan alat bantu bermain musik pertama yang pernah diciptakan, sementara suara manusia merupakan alat musik pertama yang digunakan manusia. Instrumen perkusi seperti tangan, kaki, tongkat, batu, dan batang kayu sangat mungkin masuk sebagai generasi selanjutnya dalam evolusi musik.
Seiring dengan dibuatnya perkakas yang digunakan untuk berburu, dan bertani, keahlian dan teknologi yang ada membuat manusia mampu untuk membuat instrumen yang lebih kompleks. Sebagai contoh, batangan kayu sederhana dilubangi agar menghasilkan bunyi dalam intonasi yang lebih panjang (sebagai contoh: bedug, gendang), dan beberapa instrumen tersebut selanjutnya dikombinasikan untuk menghasilkan ragam suara yang berbeda.


Berdasarkan cara suara dihasilkan
Banyak literatur, termasuk dalam “Teaching Percussion” oleh Gary Cook dari Universitas Arizona, mulai meneliti karakteristik fisik dari instrumen dan cara suara dihasilkan. Paradigma ini dianggap sebagai metode yang paling dapat diterima secara keilmuan dan memudahkan untuk membuat model penamaan dibandingkan dengan paradigma lain yang lebih bergantung pada sejarah dan lingkungan sosial yang ada. Dari hasil observasi dan sejumlah eksperimen, penentuan berdasarkan klasifikasi dari metode suara dihasilkan bisa dimasukkan pada salah satu dari lima kategori berikut:
Idiofoni
“Idiofoni menghasilkan suara melalui getaran dari seluruh badan instrumen.” Contoh instrumen-instrumen yang termasuk dalam kategori idiofoni:
* Bel
* Bock-a-da-bock
* Celesta
* Chimes
* Simbal
* Hi-hat
* Marimba
* Singing bowls
* Slit drum
* Suspended Cymbal
* Triangle
* Vibraphone
* Wood block
* Xylophone
* Vibraslap
* Cabasa
* Güiro
Membranofoni
Kebanyakan instrumen perkusi yang dikenal sebagai “drum” termasuk dalam kategori membranofoni. “Membranofoni menghasilkan suara saat membran tersebut dipukul.”[1] Contoh instumen-instrumen yang termasuk dalam kategori membranofoni:
* Snare drum
* Tom-tom
* Drum bass
* Timpani
* Drum bongo
* Djembe
* Conga

Berdasarkan fungsi pada permainan musik atau orkestra
Pengklasifikasian berdasarkan fungsi dibedakan pada: instrumen perkusi bernada, dan instrumen perkusi tak bernada.
Sebagai contoh, beberapa instrumen perkusi (seperti Marimba dan timpani) menghasilkan suara pada intonasi yang kuat sehingga dapat memainkan melodi dan berfungsi menciptakan harmoni dalam permainan musik. Instrumen lain seperti simbal dan snare drum menghasilkan suara tak bernada.
Instrumen musik perkusi bernada
Instrumen perkusi dalam kelompok ini terkadang disebut sebagai “tuned”, “pitched” atau sederhananya “pit”.
Contoh instrumen perkusi bernada:
* Chimes
* Crotales
* Glass harp
* Glass harmonica
* Lira
* Marimba
* Steelpan
* hang drum
* Tubular bell
* Timpani
* Tuned Triangle
* Vibraphone
* Wind chimes
* Xylophone
* Xylo-marimba
* Tabla
Instrumen musik perkusi tak bernada
Instrumen yang termasuk dalam kategori ini terkadang disebutkan sebagai “non-pitched”, “unpitched”, atau “untuned”. Fenomena atas ini muncul disebabkan suara yang dihasilkan oleh instrumen memiliki frekuensi yang kompleks sehingga tidak dapat ditentukan sebagai sebuah nada.
Contoh instrumen perkusi tak bernada:
* Anvil
* Drum bass
* Castanets
* Simbal
* Gong
* Snare drum
* Tom-tom
* Rainstick

Instrumen musik perkusi tidak hanya dimainkan sebagai pengiring/ritmis, melainkan pula sebagai melodi dan memainkan harmoni.
Perkusi umum dianggap sebagai “tulang punggung”, atau “jantung” dari sebuah pertunjukan musik, dalam permainan seringkali dikolaborasikan bersama instrumen bass. Pada musik jazz dan musik populer, bassis dan drummer seringkali dikelompokkan sebagai seksi ritmis. Kebanyakan musik-musik klasik yang ditulis untuk penampilan sebuah orkestra penuh sejak zaman Hadyn dan Mozart menggunakan alat-alat musik string, tiup kayu, dan tiup logam. Namun demikian, seringkali setidaknya sepasang timpani diikutsertakan didalamnya, meski tidak digunakan secara aktif dalam keseluruhan pertunjukkan (hanya mengisi bagian-bagian tertentu). Pada abad ke delapan belas dan sembilan belas, jenis instrumen musik perkusi yang digunakan mulai beragam seperti triangle dan simbal, meski masih berfungsi seperti halnya timpani, untuk memberi penekanan pada bagian tertentu dalam musik. Barulah pada abad ke dua puluh instrumen musik perkusi mulai sering digunakan dalam pertunjukkan musik-musik klasik.
Dalam setiap jenis musik, perkusi memainkan peranan yang penting. Dalam pertunjukkan marching band, perkusi digunakan sebagai penjaga tempo, dan beat yang memungkinkan para pemain berjalan secara serempak dan dalam irama dan kecepatan yang sama. Dalam musik jazz klasik, pendengar dapat dengan segera membedakan jenis ritme dari hi-hat atau bunyi simbal saat kata “swing” diucapkan. Dalam kultural musik yang lebih populer, hampir tidak mungkin untuk menamakan tiga atau jenis irama pada musik rock, hip-hop, rap, funk atau bahkan soul karena pola permainan perkusi tidak memiliki irama dengan beat yang sama.
Disebabkan ragam jenis instrumen perkusi yang luas, tidak jarang ditemukan ensembel musik besar dengan keseluruhan instrumen yang dimainkannya adalah instrumen perkusi. Ritmis, melodi, dan harmoni semua muncul dan hidup dalam penampilan tersebut, dan seringkali merupakan pertunjukan yang menarik.


sumber :
http://suaranada.wordpress.com/2010/04/29/perkusi-sejarah-dan-perniknya/


No comments:

Post a Comment