Bisnis
telekomunikasi adalah bisnis yang menguntungkan. Orang tidak segan
membelanjakan uang untuk beli pulsa. Tarif pulsa yang ada sekarang ini sudah
tergolong murah. Namun, ternyata biaya itu masih bisa lebih murah lagi.
Ada
alternatif menarik dari sekelumit permasalahan perang tarif telepon seluler
atau pulsa yang masih dianggap masih mahal: Open Base Transceiver Station (Open
BTS).
BTS (Base Transceiver Station) berfungsi menjembatani
perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu
cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah
komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS
kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan
dengan koneksi microwave ataupun serat optik.
“Dengan
menggunakan software open source dan sebuah hardware yang tidak terlalu besar,
kita bisa membuat BTS sendiri,” ungkap Penggiat Teknologi Informasi (TI), Onno W Purbo, yang pertama
mengembangkan Open BTS ini di Indonesia.
Namun
bukan buat alternatif tersebut saja, Open BTS ini juga ditujukan untuk bisa
menjadi solusi membantu daerah terpencil yang tidak tersentuh operator seluler,
seperti misalnya pedalaman Papua. “Orang Papua punya ponsel, tapi biasanya
mereka menggunakannya untuk mendengarkan musik. Beli pulsa juga percuma, karena
tidak ada BTS-nya. Tidak ada operator seluler yang berani masuk ke kawasan
pedalaman, karena biaya pasang BTS sangat mahal, dan mereka tidak melihat ada
potensi konsumen di sana, sehingga mereka akan rugi,” kata Onno.
Karena
itulah, Open BTS akan sangat bermanfaat untuk membangun infrastruktur
telekomunikasi di daerah seperti itu. Sepertinya memang logis, melihat operator
telekomunikasi selalu memberikan layanan hanya kepada yang mampu bayar. Tapi di
sisi lain, orang-orang di wilayah pedalaman yang terpencil akan makin terkucil
tanpa komunikasi dengan dunia luar.
Tapi
belum ada yang mengimplementasikan teknologi ini secara nyata di Indonesia.
Banyak kendala yang dihadapi Open BTS ini untuk dikembangkan. Selain
keterbatasan alatnya atau perangkat hardware, lagi-lagi regulator enggan
memberikan kesempatan untuk mengembangkan aplikasi Open BTS ini lebih jauh
lantaran dicap bisa mengancam keberlangsungan dan keuntungan para operator
seluler. Bahkan disebut-sebut penggunaan Open BTS ini ilegal.
Sumber :