Saturday, July 11, 2015

Nia, Sanda, Bianca



Astria Rahmania :
Gak suka keramaian. Maksudnya, nia lebih suka kumpul sama teman yang dekat dengan dia, yang tau sifat dia, yang sehari-hari akrab dengan dia. Dia tipe orang yang harus didengar ketika ia sedang bicara. Dia langsung ciut kalo omongannnya gak didengar. Karena itulah ketika berada di perkumpulan yang ramai, dia memilih menjadi pendengar yang baik daripada harus berbicara tapi gak didengar. Dia tidak meyakini sebuah kata ‘sahabat’.  Dia lebih suka menyebutnya ‘teman baik’.  Dengan teman-teman baik itulah dia bisa menjadi dirinya sendiri, bisa keluar kelakuan-kelakuan bele nya, ketawa lepas, dan sedih ketika harus berjauhan.

Sanda Riyani :
Kalo nia gampang laper perut, kalo sanda gampang laper mata. Gampang banget! Haha. Hidup itu harus saling melengkapi. Itulah kenapa orang laper mata cocoknya jalan sama orang yang laper perut (nyambung  gak sih sama kiasannya?). Orang laper mata beli makanan atau minuman cuma untuk menuhin rasa penasarannya. Diabisin? Nggak! Hahaha. Kalo udh kebeli ya udah, selebihnya dikasih ke orang. Disinilah peran nia B^) Kalo sanda udah beli yang dia pengen, daripada gak diabisin yaa mendingan buat nia :p Jadilah nia tempat akhir-nya semua yang sanda beli. Dia yang beli tapi nia yang kenyang, lumayan kaaan hehe. 










Selalu ada candaan di antara mereka berdua. Contoh :

Sanda : lo gak belajar nyetir ni?
Nia     : gue skalian ntar aja belajar nyetirnya. Takutnya tiba-tiba gue punya mobil keren yang stirnya di kiri. Kan pasti kan bakal keder tuh kalo biasa nyetir di kanan jadi di kiri. Ya jadi skalian ntar aja laah
Sanda : hahahah iyeeeiyeee percaya aja gue mah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sanda : niii bagus nih dipake lo... beli ni beliiii
Nia     : gak ah
Sanda : kenapaa? Bagus tauuu
Nia     : sebenernya gue punya sepatu yang beeeeeeeuuhh.... bejejer di rumah sampe rusak krn gak pernah dipake. Yaa tapi lu tau lah dari jaman kuliah, gue naik turun angkot, kalo ujan takut rembes kena becek, mendingan pake crocs(-crocsan) yang harganya 50rb. Kalo beli di jembatan penyebrangan masih kembali 10rb malah.  Kalo basah tinggal lap pake tisu. Empuk lagi. Nyaman.
(sebenarnya mah itu alibi gak punya duit :p)
Sanda  : kembali 15rb niaaaaa
Nia      : naaaah!
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sanda     : gue masih mikir-mikir kalo kerja deket rumah. Beraaat :’(
Nia         : Kenapaaaaaa? :(((
Sanda     : kalo janjian sama lo di CP atau dimana beraaat udh sampe rumah mesti jalan lagi
Nia         : tetep yee yg dipikirin main hahaha
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Masuk toko
Sanda    : iiiih bagussss
Nia        : beli sandaaaaa mumpung diskon. Kalo gak diskon harganya lima ribu (padahal gak sampe)
Sanda    : oooh gitu yaaaa. Mauuu :(((
Beberapa saat kemudian
Nia        : iiiiih bagussss
Sanda    : beli niiiii. Mumpung diskon. Kalo gak diskon harganya lima ribu
Nia        : tuh ada harga normalnya. Lebay lu ah lima ribu
Sanda    : kok gittuuuuuuu kalo gue yg ngomooong ???!!!
Keluar toko tanpa beli apapun
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yaaa begitulah kalo kami lagi bercanda. Berdua doang tapi rasanya rame hehehe. Gak Cuma bercanda dan curhat-curhatan aja, kami juga saling tukar info kuliner. Teteeeup nyambungnya kesitu hehehe. Cara kalian menghadapi konflik gimana? Itulah kenapa gue gak meyakini  sebuah kata yang disebut ‘sahabat’. In my opinion, persahabatan itu kadang akur kadang konflik. Gue mau pertemanan gue hanya dipenuhi canda, tawa, sedih, saling menguatkan, saling menolong dan saling berbagi. Daripada gue harus menghadapi konflik dan nantinya jadi awkward satu sama lain, lebih baik gue menyebutnya ‘teman baik’ meskipun di mata orang lain itu terlihat sebagai sebuah persahabatan.

Bianca Ashyam H
Sebenarnya dia cewek berhati lembut. Apalagi sama kucing. Sayangnya sama kucing tak ternilai. Tapiiii, dia sering ditegur ibu-ibu di CL gerbong khusus wanita. Disuruh pindah gerbong krn disitu khusus penumpang wanita. Jelaslaah krn penampilannya Bianca tomboy maksimal. Banget. Rambut pendek, muka sangar, sepatu kyk cowok, ransel kyk cowok. Gitu deh. “Ya udah bii lo kalo di gerbong cewek pake jepitan rambut aja” kata nia. “iya niiih kata bos gue juga gitu”. Dari kami bertiga, dia yang paling sukses. Jadi saat mereka kumpul, nia dan sanda serius dengerin wejangan dari Bianca. Saling tukar ilmu juga. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nia : Bii ikut yuk makan gultik
Bianca : Apaan tuh gultik ?
Nia : Gulai tikungan. Di blok m. Murah meriah bii. Enaak
Sanda  : iya biii ayoook
Bianca : itu gulai apa? Kambing atau sapi?
Nia : ga tau deh... kyknya sih sapi. Eh tapi gak tau deh.
Bianca : kalo kambing gak mau ah. Lagi mengurangi kambing gue.
Sampai di gultik
Sanda masih ngunyah, nia seperti biasa paling lama abisnya, bianca... paling pertama!
Bianca : Bang, tambah satu ya!
Nia, sanda : wooooo tadi aja mikir-mikir. Gak taunya sekarang nambah hahahahaha
Bianca : hehehehe
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari dulu kalo Bianca dapat rezeki, gak pernah lupa sama nia dan sanda. Nia dan sanda selalu kebagian rezekinya Bianca. Alhamdulillah :)

Pulang kuliah sering bareng, hampir tiap hari. Sebelum Bian rumahnya pindah, rumahnya di daerah daan mogot. Sanda rumahnya di kalideres. Jadi, kami bertiga pulang sering naik bis Deborah depok-kalideres. Kami bertiga satu arah. Gue turun di kebayoran lama, bianca di Taman Kota, dan sanda di kalideres. Udah hafal banget sama musisi jalanan yang langganan mencari nafkah di deborah. Lama-lama jadi hafal juga lagu yang dinyanyiin. Hehe.
Tempat biasa gue duduk-duduk sama sanda di pim, TA, citraland. Kenapa kok disitu? Soalnya disitu satu jalur arah kami pulang. Gaya bangettt duduk-duduknya disitu.... Lah kenapa? Kan Cuma duduk-duduk aja. Tappiiii duduknya mesti nabung dulu dua minggu sebelumnya hehehe. Sebelum kesana, kami rencanain dulu dari jauh-jauh hari biar bisa nabung. Biar bisa jajan :’) maklum anak sekolah :’) tapi kalo dadakan kesananya ya udah... murni duduk-duduk doang. Duduk-duduk dalam arti yang sebenarnya hehe.



                                                            (kalo gak salah) semester 6

 sekarang


Sekarang kalo diinget-inget yang lalu-lalu jadi lucu sendiri. Semoga silaturahmi kami tetap terjaga sampai kapan pun dan semoga kami diberi kesempatan untuk dapat saling melihat dan ikut merasakan kesuksesan satu sama lain. Aamiin :)